Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Juli 2011

WANITA MUSLIMAH

Menjadi wanita memang
menyenangkan, apalagi
wanita "Muslimah", sebab
muslimah berarti wanita yang
telah diseleksi oleh Allah
untuk menerima hidayah-Nya dan menjalankan kehidupan
sesuai dengan sunnah Rasul-
Nya. Rasulullah sebagai manusia
pilihan Allah, sangat peduli
terhadap muslimah. Beliau
sangat menyayangi muslimah
sehingga beliau berpesan
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
Abbas, "Tidaklah seorang
muslim yang mempunyai anak
dua orang perempuan
kemudian ia berbuat baik
dalam berhubungan dengan keduanya akan bisa
memasukannya ke dalam
surga." Di masa beliau hidup kaum
wanita merasakan angin segar
dalam kehidupannya, setelah
sebelumnya pada masa
jahiliyah hidup teraniaya,
tidak mendapatkan hak yang semestinya. Kehidupan wanita muslimah
saat itu boleh dikata
beruntung dibandingkan
dengan wanita sekarang pada
umumnya. Karena muslimah
relatif hidup dalam komunitas masyarakat yang memahami
nilai Islam secara baik. Hidup
mereka betul-betul tersanjung,
karena mereka merasakan
hidup sesuai fitrahnya. Berbeda dengan situasi
sekarang, ketika banyak
wanita menuntut emansipasi,
persamaan derajat. Boleh
dikatakan kehidupan wanita
sekarang berada ditengah komunitas masyarakat yang
tidak memahami nilai-nilai
Islam. Ini menyebabkan
ketidaknyamanan dalam
hidup mereka. Sudah tentu wanita muslimah
harus berupaya
menghilangkan
ketidaknyamanan tersebut.
Caranya adalah dengan mulai
mengaktifkan dirinya dalam pelaksanaan nilai-nilai Islam
serta berupaya mengaktivisir
wanita lain untuk beramal
Islami. Ustadz Faisal Maulawi, seorang
Mufti Libanon, menyatakan,
"Saatnya sekarang kondisi
ummat sedang dalam keadaan
bahaya, para wanita muslimah
yang sholihah terjun untuk terlibat aktif dalam
membentengi dan
memperbaiki ummat." Untuk menjadi muslimah yang
disayang oleh Rasulullah SAW
hendaknya diperhatikan
empat hal berikut: 1. Faqihah Lidiiniha Seorang muslimah hendaknya
faqih (paham) terhadap din
(agamanya). Selayaknya ia
dapat membaca Al-Qur'an
dengan baik dalam arti pas
tajwid dan makhorijul hurufnya. Kemudian dapat
membaca hadits dan selalu pula
menjadi bacaan hariannya,
karena dengan itu ia
memahami keinginan
Rasulnya untuk kemudian berusaha menyesuaikan
kehidupannya sesuai dengan
cara hidup Rasulullah SAW. Setelah itu ia berusaha
menyesuaikan kehidupannya
sesuai dengan cara hidup
Rasulullah SAW. Ia juga harus
berusaha memperkaya diri dan
wawasannya melalui belajar kepada seorang guru yang
jujur dalam menyampaikan
ilmunya, dan berusaha banyak
membaca buku agama lainnya
seperti tentang aqidah, akhlaq,
fiqh, siroh, fiqh da'wah, Tarikh Islam, sejarah dunia dan ilmu
kontemporer lainnya. Contoh
muslimah yang menguasai
ilmu-ilmu ini adalah Aisyah
RA. 2. Najihah fi Tarbiyyati
Auladiha Seorang aktifis muslimah yang
telah berkeluarga hendaknya
mengupayakan kesuksesan
dalam mendidik anaknya,
bahkan bagi bagi seorang
aktivis yang belum berkeluargapun seharusnya
mempelajari bagaimana cara
mendidik anak dalam Islam,
karena ilmu tersebut fardhu
'ain, sehingga mempelajarinya
sama dengan mempelajari wudhu, sholat, shoum, dan
yang lainnya. Sehingga ia tahu
betul cara mendidik anak
dalam Islam yang nantinya
anak-anak tersebut akan ia
persembahkan untuk kejayaan Islam dan kaum
muslimin. Insya Allah kelak ia
akan menjadi Ibu yang sukses
seperti Hajar dan Khadijah ra. 3. Muayyidah fi Da'wati
Zaujiha Sebagai aktifis amal Islami,
kepedulian kita bukan hanya
kepada masalah eksternal,
mengupayakan pelaksanaan
amal Islam terhadap orang
lain, akan tetapi kepedulian terhadap aktifitas keluarga
harus lebih diutamakan,
misalnya memberikan
motivasi amal Islami kepada
anak, pembantu, juga suami. Ia menjadi muslimah yang
senantiasa menjadi motivator
kebaikan suaminya, seperti
Ummu Sulaim yang menikah
dengan Abu Tholhah dengan
mahar syahadat. Namun ketika Abu Tholhah wafat
Rasulullah mensholatkannya
sampai sembilan kali takbir,
saking sayangnya Rasulullah
kepada beliau karena tidak
pernah absent dalam beramal dan berjihad bersama Rasul. Hal ini ia lakukan karena selalu
mendapat motivasi dari Ummu
Sulaim, istrinya. 4. Naafi'ah Fi Tagyiiri Biiatiha Ia selalu peduli terhadap
lingkungannya, selalu
membuka mata dan telinga
untuk mengetahui kondisi
lingkungannya, berusaha
menjadi anashir tagyiir (unsure perubah) dalam
lingkungannya, selalu
mengupayakan
lingkungannya menjadi lebih
baik. Contohnya Ummu Syuraik
yang selalu mengelilingi pasar
bila saat sholat tiba untuk
mengingatkan penghuni pasar
agar segera melaksanakan
sholat dengan kalimatnya yang terkenal 'Assholah,
Assholah!!!' Demikian semoga dengan
empat hal ini kita dapat
menjadi aktifis Muslimah yang
di cintai Rasulullah SAW.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar