Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Juli 2011

Novel: KCHB BAG. 5

Hari pernikahan itu tiba. Aku
dan Yusuf didandani ala
pengantin Jawa karena
keluargaku dan keluarganya
berasal dari Jawa. Lebih
tepatnya lagi, aku dari Jawa Timur dan Yusuf dari Jawa
Tengah. Aku mengenakan
pakaian khas Jawa tapi tetap
terbalut oleh jilbab syar'i. Para
undangan banyak sekali yang
hadir. Tak terkecuali orang- orang dari pihak penerbit yang
selama ini berjasa dalam
menerbitkan dua novelku.
Diantara para undangan yang
hadir, ada yang mengaku
kalau mereka adalah penggemar setia novelku. Aku
tak tahu dari mana mereka
tahu acara pernikahanku ini.
Tapi yang pasti aku sangat
senang karena mereka sangat
peduli padaku. Aku hanya bisa mendo'akan mereka supaya
mereka bisa menemukan
jodoh mereka dengan cinta.
Aku duduk bersanding dengan
Yusuf. Kulihat wajah Yusuf
tak seperti orang yang sudah menikah pada umumnya.
Wajahnya terlihat murung dan
tak bersemangat. Dan yang
mengetahui penyebab
kemurungannya itu hanya
aku pastinya. Sesekali dia melebarkan senyumnya pada
orang yang memberikannya
selamat. Senyum
keterpaksaan tentunya.
Disela-sela waktuku menerima
ucapan selamat dari para tamu, aku melihat sosok seorang
akhwat berjilbab lebar datang
menghampiriku dan Yusuf
bersama dengan dua
orang temannya. Aku dan
Yusuf berdiri. Setelah mendekat, akhwat itu dan dua
orang temannya
mengatupkan tangannya pada
Yusuf sambil memberikan
ucapan selamat padanya.
Akhwat berjilbab lebar itu begitu cantik. Dia lalu
menjabat tanganku dan
memelukku dengan erat
seraya berkata,
"Barakallah ya? Semoga
menjadi keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah"
Ucapnya pelan. Dua orang
akhwat yang mengiringinya
melakukan hal yang sama
terhadapku. Aku hanya
tersenyum pada mereka dan mengucapkan terima kasih.
Aku tak tahu siapa mereka.
Tiba-tiba Yusuf bersuara,
"Syukran ya Alifa sudah mau
datang" Ucap Yusuf pada
akhwat berjilbab lebar tadi yang kuketahui bernama
Alifa. Alifa hanya
mengangguk dan segera
meminta diri. Dua akhwat
yang mengiringinya pun
mengikutinya. Kini aku tahu siapa Alifa yang
pernah disebut-sebut oleh
temannya Yusuf waktu di
book fair tempo hari. Kini aku
tahu siapa Alifa yang
disarankan oleh temannya Yusuf itu untuk segera
dilamarnya. Dan kini aku tahu,
siapa 'nama lain' yang ada di
hatinya Yusuf, yang mulai saat
ini harus ia ganti dengan
namaku. Nama itu adalah Alifa. Gadis itu adalah Alifa.
Dan impiannya yang
sebenarnya juga adalah Alifa.
Bukan diriku.
Aku hampir saja meneteskan
air mata kalau saja Mama tidak mengajakku untuk berphoto
bersama. Dalam keramaian
pesta pernikahanku, aku
merasa sepi. Sepi sekali. Mulai
hari ini, aku harus menjalani
kehidupanku yang baru dengan seorang suami yang
tidak pernah mencintaiku.
Aku merasa sendiri saat ini.
Hanya kesabaran yang dapat
menguatkan aku. Sekali lagi,
hanya kesabaran yang dapat menguatkan aku. * * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar