Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Juli 2011

Kisah Seorang Bocah yg Luar Biasa

Ujian yang mahaberat, jika
disikapi dengan pikiran
terbuka dan jiwa yang lapang,
bisa mengobarkan semangat
perjuangan yang tak gampang
padam. Dan, semangat itulah yang dikobarkan seorang
bocah bernama Qian Hongyan. Kita memang kadang perlu
belajar dari seorang bocah. Jika
kita ingat kembali, semangat
sebagai anak-anak sangat kuat
untuk menerjang semua
halangan dan tantangan. Satu contoh nyata adalah saat kita
belajar berjalan. Meski jatuh
berkali-kali, sebagai seorang
bocah kita tentunya terus
berusaha hingga benar-benar
bisa berjalan seperti saat ini. Dan, semangat ala bocah inilah
yang-barangkali-mampu
menjadi "bara api" yang terus
menyala di tengah gelap dan
kerasnya ujian bagi sesosok
anak berusia belasan dari negeri China, Qian Hongyan.
Ujian yang menimpa Qian
memang sangat berat. Betapa
tidak, di usianya yang masih
sangat dini-tiga tahun
(tepatnya pada bulan Oktober 2000)-ia mengalami kecelakaan
fatal yang mengakibatkan
separuh tubuhnya hingga atas
pinggang harus diamputasi. Kondisi itu diperparah lagi
dengan keadaan ekonomi
orangtua Qian yang tidak
berkecukupan. Karena itu,
keluarga gadis cilik yang
tinggal di Zhuangxia, China itu tak mampu memberikan kaki
palsu untuk Qian. Sebagai
gantinya, keluarga tersebut
menyangga tubuh Qian dengan
potongan bola basket. Sebuah
solusi yang jauh dari kata nyaman, seperti kaki-kaki
palsu lainnya. Namun, meski tumbuh dengan
keterbatasan, Qian
membuktikan bahwa dunia
belumlah tamat bagi dirinya.
Ia tumbuh menjadi gadis yang
periang dan murah senyum- seolah-olah tak terjadi suatu
apa pun dalam dirinya. Dengan
memantulkan bola basket di
bagian bawah tubuhnya, dan
dibantu penyangga untuk
membantunya bergerak, Qian tetap bisa menjadi bocah lincah
layaknya kebanyakan anak
normal. Bersiap Mendunia Dengan kekurangan di
tubuhnya, Qian pantang
berputus asa, meski ia belum
tahu bagaimana masa
depannya kelak serta
bagaimana ia bisa mengubah hidupnya dengan kondisinya
saat itu. Hingga, suatu ketika ia
mendatangi sebuah
pertandingan olahraga nasional
yang diselenggarakan di
Kunming pada bulan Mei 2007. Di sana, benih yang
menumbuhkan cita-citanya
bertumbuh. Saat itu, Qian setiap hari
menyaksikan perjuangan
beberapa atlet cacat yang ikut
menyemarakkan
pertandingan. Melihat
perjuangan rekan senasib yang bertubuh cacat, hati Qian pun
tergerak. Jika orang lain
mampu berprestasi di bidang
olahraga meski dengan tubuh
cacat, mengapa dia tidak
melakukan hal yang sama? Pikiran itulah meletupkan cita-
cita Qian Hongyan untukikut
menjadi seorang atlet. Maka, selepas acara olahraga
nasional tersebut, tekad Qian
segera diwujudkan dengan
bergabung di sebuah klub
renang khusus. Tekad itu
didukung sepenuhnya oleh orangtua Qian. Maka, mereka
pun mendatangi Zhang
Honghu, seorang pelatih yang
terkenal banyak menjadikan
perenang cacat sebagai juara di
kejuaraan renang. Qian meminta kesempatan kepada
Zhang untuk dilatih menjadi
seorang seorang juara. Zhang yang dikenal sebagai
pelatih bertangan dingin hanya
mengatakan bahwa semua
tergantung pada kemauan dan
tekad Qian. Sebab,
menurutnya, dengan kekurangan separuh tubuh
yang tak dimilikinya, agak
sulit bagi Qian untuk berenang
dengan hanya mengandalkan
kedua lengannya. Tetapi,
tekad sangat kuat Qian rupanya berhasil memikat
Zhang. Maka, ia pun
memberikan porsi latihan
khusus bagi Qian agar lebih
mampu menyeimbangkan
kedua bahu dan lengannya. Kepercayaan Zhang pun
dijawab dengan kesungguhan
Qian. Dengan porsi latihan
cukup berat, apalagi dengan
kesulitan yang dialami sejak
awal latihan, Qian tak pernah sekali pun mengeluh. Baginya,
impian untuk menjadi atlet
adalah cita-cita yang tak boleh
padam. Dalam sehari,
setidaknya jarak 2000 meter
ditempuh Qian di arena air untuk melatih otot-ototnya.
Selain itu, latihan lain seperti
sit-up, mengangkat beban,
hingga berbagai jenis latihan
dilakukannya dengan
bersemangat. Semangat inilah yang
membuat Qian kini dikenal di
seantero China dan bahkan
dunia. Kisah hidup dan tekad
kuatnya telah menginspirasi
banyak orang agar mampu mendobrak segala
keterbatasan. Kisah Qian
banyak dimuat di berbagai
media baik cetak maupun
online sehingga mengangkat
namanya. Kini, ia ingin mendunia dengan usahanya
mewakili China pada tahun
2012 pada kejuaraan renang di
olimpiade khusus orang cacat.
Tak tanggung-tanggung, Qian
mematok target menjadi juara dunia renang pada kejuaraan
olimpiade tersebut. Dia bekerja
keras untuk mewujudkan
impiannya tersebut. Jika
melihat kesungguhan dan
tekadnya, sepertinya impian itu tak mustahil untuk dicapai.
Sebab, sejatinya kesungguhan
dan tekad kuat yang dilandasi
kerja keras akan mampu
menaklukkan segala
tantangan. Jika Qian saja mampu,
bagaimana dengan kita?
-------------------------------------------------------
>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar