Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Juli 2011

JILBAB LAMBANG KESUCIAN WANITA

Saudaraku sesama
muslim.Dengan mengucap ـــــــــــْﺴِﺑ ِﻢـــــــ
ﻢﻴِﺣَّﺭﺍﺍ ِﻦَﻤْﺣَّﺮﻟﺍِﷲﺍ
saya gerakan tangan saya
untuk menulis artikel religius,
kali ini dakwah saya (lewat
tulisan) setentang jilbab (hijab) sesuai judul artikel ini tersebut
di atas, semoga tulisan ini
bermanfaat, sekaligus
mendapat tempat di hati
saudari-saudariku (kaum
muslimah), para wanita (anak- anakku, kemenakan-
kemenakanku, cucu-cucuku)
seiman, seaqidah. Semoga ! Kenapa ketika akan menulis,
saya mengucap Bismillah ?
Saya ingin pekerjaan
saya (menulis) artikel ini
mendapat barokah
(bermanfaat), sesuai Hadist dari Abu Hurairah ra bahwa
Rasulullah Sallallahu 'alaihi
Wasallam bersabda : “Semua pekerjaan yang
berfaedah yang tidak dimulai
dengan " ـــــــــــْﺴِﺑ ِﻢـــــــ
ﻢﻴِﺣَّﺭﺍﺍ ِﻦَﻤْﺣَّﺮﻟﺍِﷲﺍ
putus (hilang berkahnya)
.” (HR. Rahawi) Saudarku, dalam kitab suci Al-
Qur’an dan Hadist Nabi
Sallallahu 'alaihi Wasallam
terdapat perintah yang
menerangkan tentang
pentingnya seorang wanita muslimah mengenakan jilbab
agar terhindar dari segala
macam bentuk fitnah. * Misalnya dalam surat Al
Ahzab : “Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu
dan istri-istri orang mu’min :
hendaknya menutupi badan
mereka dengan jilbabnya atas (seluruh tubuh) mereka.
Demikian itu (supaya) lebih
dekat (mudah) dikenal,
(bahwa mereka adalah
wanita-wanita yang baik
pekertinya), lalu mereka tidak akan diganggu (oleh orang-
orang munafik). Dan Allah
senantiasa Maha Pengampun
lagi Maha Pengasih.” (QS. Al-
Ahzab : 59) Firman Allah Azza Wa Jalla
tersebut memerintahkan
kepada
Nabi Sallallahu 'alaihi Wasallam
untuk mengajak istri-istri,
anak-anak gadis dan wanita- wanita mukminin lainnya
untuk memakai jilbab. Kalau
kita renungkan arti dari ayat-
ayat itu maka akan kita
dapatkan bahwasanya
perintah memakai jilbab tidak dibedakan antara keluarga
Nabi SAW maupun keluarga
orang-orang mukmin lainnya.
Karena jilbab merupakan
lambang kesucian diri seorang
wanita. Potongan ayat : (yang artinya)
“Demikian itu (supaya) lebih
dekat (mudah) dikenal
(bahwa mereka adalah
wanita-wanita yang baik budi
pekertinya) lalu mereka tidak akan diganggu (oleh orang-
orang munafik)” adalah jelas
menjelaskan kaepada kita
bahwa para wanita yang
memakai jilbab dapat terjaga
kehormatan dirinya. Kemudian potongan ayat :
(yang artinya) “Lalu mereka
tidak akan diganggu.” Ayat ini
menerangkan bahwasanya
orang-orang munafik, fasik,
dan orang-orang fajir tidak akan mampu untuk
mengganggu (menyakiti)
mereka lantaran jiwa dan hati
(gadis yang menggunakan
jilbab) telah terlindungi. · Perhatikan surat An Nur,
Allah Azza Wa Jalla
berfirman : “Dan katakanlah kepada kaum
mu’min wanita, agar mereka
menahan pandangan mereka
dan mengekang nafsu birahi
mereka, dan janganlah
menampakkan perhiasan (memamerkan kecantikan)
mereka, kecuali sebagian yang
kelihatan. Dan hendaknya
mereka memakai kerudung
sampai menutupi dada
mereka. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan
mereka (memamerkan
kecantikan mereka) kecuali
untuk suami mereka atau
anak mereka sendiri atau
anak-anak dari anak-anak saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita yang lain
atau budak-budak yang
dimiliki oleh mereka atau
orang-orang yang menyertai
mereka yang tidak mempunyai lagi hajat
keperluan pada wanita lagi
atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat
wanita. Janganlah mereka
berjalan sambil menggoyangkan kakinya
supaya dapat diketahui orang
sebagian perhiasan yang
mereka sembunyikan.
Bertobatlah kamu sekalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, agar kamu
mendapat kebahagiaan.” (QS.
An-Nur : 31) Saudaraku, dengan
memperhatikan surat An-Nur
ayat 31 tersebut, dapatlah kita
mengetahui bahwa perintah
yang terkandung di dalamnya
itu ditujukan kepada wanita- wanita mukminat dan itu
menunjukkan bahwa
menggunakan hijab (jilbab)
merupakan tanda orang
beriman. Lalu Allah Azza Wa
Jalla mengaitkan antara perintah tersebut dengan
perintah untuk menahan
pandangan dan memelihara
kemaluan, disusul dengan
perintah untuk memakai
jilbab. Hal itu menunjukkan bahwa jilbab dapat membantu
dan mengantarkan seseorang
untuk sampai pada
keutamaan-keutamaan ini · Seperti pada akhir ayat
disebutkan (yang artinya) : “Agar kamu mendapat
kebahagiaan.” Ungkapan ini
menekankan bahwa
kebiasaan memakai jilbab
merupakan jalan menuju
kesuksesan (kebahagiaan dan keberuntungan) · Sementara dalam surat Al-
Ahzab ayat 33, berfirman
Allah Azza Wa Jalla : “Dan (hendaklah) kamu tetap
di rumah-rumahmu
(melainkan jika ada keperluan,
jika demikian bolehlah kamu
keluar dari rumah). Dan
janganlah kamu memperlihatkan dirimu
(seperti) orang-orang jahiliyah
yang dulu. Dan dirikanlah
shalat dan tunaikanlah zakat
dan taatlah kepada Allah dan
Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hanya menghendaki
untuk menghilangkan dosa-
dosa dan kamu (hal ahlul-bait),
dan Allah (hendak)
membersihkan kamu dengan
sebersih-bersihnya.” (QS. Al- Ahzab : 33) Saudaraku, sidang pembaca
yang budiman. Jangan lupa
bahwa ambisi musuh-musuh
Islam dalam mewujudkan
(menjadikan) para wanita
muslimah sebagai sarana perusak dan penghancur di
tengah-tengah lingkungan
orang-orang muslim itu
sendiri. Langkah pertama
mereka adalah mengajak
dengan berbagai cara (methode) agar kaum wanita
(muslimah) gemar melakukan
tabarruj. Apa itu tabarruj?
Tabarruj adalah
memperlihatkan perhiasan
atau mempertontonkan wajah dan kecantikan yang
dimilikinya serta
menampakkan sesuatu yang
dapat menimbulkan fitnah
(seperti aurat tubuhnya)
dihadapan laki-laki, yang bukan muhrimnya. Dan dalam
surat Al-Ahzab ini Allah Azza
Wa Jalla menyinggung tentang
larangan (bertabarruj) – adalah
lawan dari perintah berjilbab
(berhijab). Lewat tulisan religius ini penulis
mengingatkan kepada saudari-
saudariku (kaum muslimah)
untuk lebih (wajib) extra
berhati-hati lagi di dalam
mengantisipasi fitnah kerji ini tentu saja begitu pun bagi
kaum prianya. · Rasulullah Sallallahu 'alaihi
Wasallam pun pernah
mengingatkan kita untuk
menghindari diri dari bencana
semacam ini, dengan
sabdanya : “Berhati-hatilah kalian
terhadap dunia, berhati-hatilah
kalian terhadap wanita.
Karena sesungguhnya fitnah
(bencana) pertama yang
dialami oleh Bani Israil bersumber dari wanita.” (HR.
Muslim) Keterangan :
Hadist ini terdapat dalam kitab
Adz-Dzikir Wa Ad-Du’a Wa At-
Taubat Wa al-Istigfar, diriwayatkan oleh Imam
Muslim pada bab Aktsaru Ahli
al-Jannah al-Fuqara’ wa
Aktsaru Ahli an-Nar an-Nisa (Mayoritas penghuni Syurga
adalah kaum fakir dan
mayoritas penghuni neraka
adalah kaum wanita) * Di dalam Hadist yang lain,
Rasulullah Sallallahu 'alaihi
Wasallam bersabda : “Aku tidak meninggalkan
cobaan apapun sesudahku
yang lebih mendatangkan
mudharat (bahaya) bagi kaum
laki-laki selain wanita.” (HR.
Bukhari) Saudaraku, gencarnya
serangan-serangan mereka
(yang memusuhi Islam)
yang datang dari luar dan
masuk ke dalam dengan segala
macam cara dan dengan berbagai macam cara pula
mereka berusaha untuk
menyebarluaskan prbuatan
hina, mendorong kaum wanita
agar melakukan perbuatan
tercela minimal melepaskan jilbabnya. Membanjirinya
took-toko pakaian yang
mengundang birahi dengan
berbagai model dan corak.
Sehingga terjadilah fitnah
dimana-mana, mereka (kaum wanita kita) mulai
memperlihatkan semua
keindahan tubuhnya, melalui
televisi, satelit dan parabola,
baik itu berupa tayangan
sinetron, video, vcd, Hp genggam yang sudah dapat
merekam gambar secara
otomatis atau majalah atau
media lainnya berlomba-
lomba, aurat tubuh wanita
dipertontonkan. Naudzubillah ! Summa naudzubillah. Saudaraku, kembali kepada
surat Al-Ahzab ayat 33 (yang
artinya) :
“Dan (hendaklah) kamu tetap
di rumah-rumah mu
(melainkan jika ada keperluan, jika demikian
bolehlah kamu keluar dari
rumah). Dan janganlah kamu
memperlihatkan dirimua
(seperti) orang-orang jahiliyah
yang dulu.” Seperti dikatakan di atas,
ALLOH melarang bertabarruj
lawan dari berjilbab. Karena
perbuatan tabarruj dianggap
sebagai perbuatan orang-orang
jahiliyah dengan maksud untuk memberi dorongan
kepada kaum muslimin untuk
menjauhinya. Dalam sebuah
kaidah fikih disebutkan : An
Nahyu ‘ani asy-Syay’i amrun
bi ahiddihi (larangan terhadap sesuatu, berarti perintah
mengerjakan sesuatu yang
menjadi lawannya). Artinya
bahwa ayat tersebut (surat Al
Ahzab : 33) merupakan ajakan
untuk menggunakan (memakai) hijab (jilbab),
kemudian ayat ini di akhiri
dengan Firman Nya yang
berbunyi (artinya) : “Dan Allah
(hendak) membersihkan kamu
dengan sebersih-bersihnya.” Ini artinya menunjukkan
bahwasanya hijab atau
berjilbab (begitu pula dengan
perintah-perintah Allah SWT
lainnya) merupakan jalan
menuju kesucian serta sarana untuk menjaga kehormatan
diri seseorang. Kalau
menggunakan jilbab dapat
melahirkan nilai-nilai positif
maka sebaliknya perbuatan
tabarruj dapat menyebabkan kerusakan moral (kerusakan
akhlak) seorang wanita (gadis)
yang melakukan tabarruj, ia
dapat merusak dirinya sendiri,
begitu pula merusak akhlak
laki-laki yang ada disekitarnya. Hal ini
merupakan tanda-tanda dari
sedikitnya rasa malu yang
dimiliki oleh seorang wanita,
berkurangnya semangat
beragama dan matinya sensifitas seseorang. Saudaraku, siksaan (azab) bagi
wanita-wanita pelaku
perbuatan tabarruj,
seperti yang diterangkan Nabi
Sallallahu 'alaihi Wasallam
berikut ini : · Bersabda Rasulullah Sallallahu
'alaihi Wasallam : “Ada dua jenis penghuni
neraka yang belum pernah
aku melihat sebelumnya.
Kaum lelaki yang memegangi
cemeti yang berbentuk seperti
ekor-ekor sapi lalu digunakan untuk memukul manusia lain,
wanita-wanita yang
berpakaian tetapi mereka
terlihat seperti telanjang,
mereka berlenggang lenggok,
dan kepala-kepala mereka seperti
punuk seekor unta. Mereka
tidak dapat masuk ke dalam
syurga dan tidak dapat
mencium baunya (aroma
syurga). Sesungguhnya bau syurga harumnya dapat
dirasakan dari jarak ini dan ini
(jarak yang sangat jauh).” (HR.
Muslim) Keterangan :
Hadist ini diriwayatkan oleh
Imam Muslim dalam kitab : Al-
Libas wa az-Zinah,
pada bab ‘An-Nisa al-Kasiyat al
Ma’ilat al-Mumilat (wanita yang berpakaian seperti
telanjang, berlenggang-
lenggok, kepala mereka
seperti punuk seekor unta). Sebuah Hadist yang sama, juga
diriwayakan oleh Imam
Muslim tetapi dengan sedikit
perbedaan redaksi setentang
siksaan wanita-wanita yang
melakukan tabarruj. · Dari Abu Hurairah ra,
bersabda Rasulullah Sallallahu
'alaihi Wasallam :
“Dua golongan penduduk
Neraka yang tidak sudi
diperlihatkan kepadamu : Kaum zalim yang buas yang
memegang senjata
ditangannya yang selalu
digerakkannya untuk
membunuhi manusia. Kaum
wanita yang berpakaian setengah telanjang yang
memiringkan diri kiri kanan
(untuk menggiurkan nafsu
laki-laki) sedangkan rambut di
kepalanya ditinggikan
bagaikan pundak di punggung unta. Mereka tidak masuk
syurga bahkan tidak dapat
mencium harumnya bau
syurga yang sangat jauh
jaraknya daripada mereka.
”(HR. Muslim) · Dan Hadist berikut ini : “Nabi
Sallallahu 'alaihi Wasallam
bersabda :
Wahai Asma, sesungguhnya
seorang perempuan apabila
sudah datang waktu haid tidak boleh
memperlihatkan tubuhnya,
melainkan ini dan itu sambil
menunjuk muka dan dua
telapak tangannya.” (Dikutip
dari buku : Dosa-Dosa Besar dan Ayat-Ayat Allah Yang
Dilupakan Umat Islam. Oleh :
Hasnul Ahmad. Penerbit :
Yayasan Dakwah Islamiyah
Amar Ma’ruf Nahi Munkar) Saudaraku, kaum muslimah
yang berbahagia. Beralih
dakwah saya (lewat tulisan)
ini kepada setentang
bagaimana kehidupan para
sahabat wanita di zaman Rasulullah Sallallahu 'alaihi
Wasallam bagaimana
kesungguhan mereka
memakai kerudung (berjilbab)
. · Dari Aisyah ra berkata :
“Sesungguhnya wanita-
wanita Quraisy memiliki
beberapa kelebihan. Demi
Allah, sesungguhnya aku tidak
pernah melihat wanita lain yang lebih baik daripada
wanita kaum Anshar dalam
hal keimanannya terhadap
kitabullah dan apa-apa yang
diturunkan-Nya. Ketika turun
surat An-Nur, pada potongan ayat (yang artinya) : Dan
hendaknya mereka memakai
kerudung sampai menutupi
dada mereka. Maka saat itu
pula para suami membacakan
kepada anak-anak perempuan, saudara-saudara perempuan
dan kerabat-kerabatnya
setelah dibacakan, maka tidak
ada satu wanita pun kecuali
mereka memakai kerudung
(jilbab) lalu mereka melipatkannya di atas kepala
mereka. Hal itu dilakukan
karena kepercayaan dan
keimanan mereka terhadap
apa yang telah diturunkan
Allah dalam kitab-Nya. Kemudian tatkala mereka
berada di belakang Nabi
Sallallhu 'alaihi Wasallam,
mereka terlihat sudah
mengenakan jilbab. Seolah-
olah di atas kepala mereka ada seekor burung ghirban.”
(Hadist ini disebutkan oleh Al-
Hafizh Ibnu Katsir, kemudian
disandarkan kepada : Ibnu
Abu Hatim) Keterangan :
Hadist ini juga diriwayatkan
oleh Imam Abu Daud,
dalam kitab Al-Libas pada bab
Firman Allah yang berbunyi : Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung di
dada mereka. · Dan Hadist yang bersumber
dari Urwah dan Aisyah ra, ia
berkata :
“Semoga Allah Azza Wa Jalla
mengasihi wanita-wanita
Muhajirin generasi pertama ketika Allah menurunkan ayat
yang berbunyi, (artinya) :
Dan hendaknya mereka
memakai kerudung sampai
menutupi dada mereka. (An-
Nur : 31),mereka dengan segera menutup kepalanya
dengan kain yang
dililitkan.” (HR. Bukhari) Ikhtilath ialah melakukan
pergaulan (berkumpul)
wanita-wanita di tengah-
tengah kelompok laki-laki
(tanpa risih) tanpa ada batasan
atau ikatan apapun, telah hilang batasan-batasan syariat
yang mengatur agar dua
makhluk berlainan jenis tidak
berada dalam suatu tempat
secara terbuka. Sikap tabarruj
dan ikhtilath ini sengaja senantiasa didorong dan
diupayakan oleh musuh-
musuh Islam (orang-orang
yang tidak senang) terhadap
Islam dan oleh orang-orang
yang mendukungnya. Saudaraku sesama muslim,
wabil khusus kaum muslimah.
Sekali lagi penulis
mengingatkan, jangan sekali-
kali kita lengah, artinya kita
selalu siap dengan Istiqomah mengantisipasi sewaktu-
waktu datangnya fitnah keji
mereka. Untuk lebih menegaskan
penjelasan di atas, perhatikan
komentar seorang Ulama besar
yang tertulis di dalam kitab
Ath-Thuruq al-Hukah ditohqiq.
Oleh : DR. Mohammad Jamil Ghazi, setentang dampak
buruk yang ditimbulkan
akibat perbuatan ikhtilath. Berkata Imam Ibnu Qoyyim :
”Tidak diragukan lagi, bahwa
ikhtilath seorang wanita
ditengah-tengah kaum laki-
laki adalah sumber dari segala
perbuatan buruk dan tercela. Hal ini merupakan salah satu
penyebab terbesar turunnya
‘azab Allah kepada suatu
bangsa. Sebagaimana juga hal
tersebut akan berdampak
buruk bagi orang lain. Sedangkan ikhtilath yang
dilakukan oleh seorang laki-
laki ditengah-tengah kaum
wanita hanya akan
menimbulkan perzinahan dan
perbuatan keji lainnya.” · Tetapi perhatikan bagaimana
perilaku (kehidupan) terpuji,
karena perasaan (hati) yang
sudah terlandasi dengan
manisnya iman para Sahabat
Wanita berikut ini : · Diberitakan oleh Hamzah bin
Abu Al-Anshari dari ayahnya.
Disebutkan bahwa suatu
ketika Rasulullah SAW keluar
dari pintu Masjid. Di luar pintu
Masjid itu beliau mendapatkan beberapa laki-laki sedang
bercengkerama dengan
beberapa wanita. Melihat hal
tersebut beliau berkata kepada
kaum wanita itu :
“Perlambatlah jalan kalian ! Sesungguhnya kalian tidak
berhak berjalan di tengah-
tengah kaum laki-laki.
Langkah terbaik yang kalian
tempuh adalah dengan
menyamping ke sisi jalan.” Kemudian para wanita itu
merapat ke tembok hingga
baju yang mereka kenakan
tersangkut, karena rapatnya
tubuh mereka dengan
tembok.” (HR. Abu Daud) Dan Hadist di dalam kitab
Shahih Al-Bukhari, bahwa
Ummul Mukminin
Aisyah ra pernah melakukan
thawaf dengan dikelilingi oleh
beberapa orang laki-laki. Lalu Nabi Sallallahu 'alaihi Wasallam
bersabda :
“Janganlah engkau bercampur
dengan mereka.” (HR. Bukhari) Maksud dari Hadist ini adalah,
bahwa yang seharusnya
dilakukan oleh kaum
wanita adalah meisahkan diri
dari tempat dimana kaum laki-
laki berkumpul. Kemudian Hadist berikut ini :
Diberitakan dari Ummul
Mukminin Aisyah ra, ia
berkata : “Ketika Rasulullah
SAW selesai mengerjakan
shalat Subuh, para wanita kembali ke rumah masing-
masing seraya menutupi tubuh
mereka dengan kain penutup
agar tidak tampak cahaya
tubuh.” (HR. Bukhari) Sekarang sudah jelas bahwa
ikhtilath itu dilarang ditempat-
tempat ibadah ataupun
ditempat-tempat lain. Untuk
menjaga kesucian diri kita
yang mungkin saja dapat terpengaruh oleh lingkungan,
di dalam kitab Al-Mar’ah
Muta’al Al-Jabri disebutkan
bahwa seorang ulama yang
bijak pernah berkata :
“Kesucian diri merupakan hijab yang dapat menjaga seseorang
dari perbuatan ikhtilath.” Sementara Syekh Ibrahim
Izzat berkata : “Seorang
wanita apabila terbiasa keluar
dari rumahnya menuju
lingkungan bercampur baur
(antara laki-laki dan perempuan), maka
sesungguhnya perasaan suci
dalam dirinya telah hancur.” Saudariku, kaum muslimah
yang berbahagia. Saya
berharap dari beberapa Hadist
tersebut di atas kita mendapat
pelajaran. Itu artinya kalian
harus cepat-cepat hijrah (dari melakukan pergaulan
(berkumpul) dengan laki-laki
tanpa batasan), bercampur,
berbaur di tengah-tengah
kelompok laki-laki tanpa risih,
padahal mereka bukan muhrim hijrah kepada
perilaku, kehidupan terpuji
wanita-wanita solehah
terdahulu, para sahabat
wanita-wanita di zaman
Rasulullah yang keimanannya terhadap Kitabullah tidak
diragukan. Sampai disini saya sudahi
tulisan (artikel) religius ini,
saya berharap setelah
membaca artikel ini, tidak ada
lagi saudariku (kaum
muslimah) yang tidak mempergunakan (memakai)
hijab (jilbab) yaitu kerudung
yang menutupi kepala sampai
ke dada yaitu seolah-olah di
atas kepala mereka ada seekor
burung ghirban. Wallahu'alam Bishawab .. Terima kasih atas segala
perhatian...WaBillahi taufik
wal Hidayah ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar